Sakit kepala hormonal adalah jenis sakit kepala bentuk migrain terkait dengan fluktuasi hormon di dalam tubuh. Nyeri kepala ini sering sekali terjadi pada wanita karena berhubungan dengan siklus menstruasi, kehamilan dan menopause.
Meskipun seperti itu pria juga bisa mengalaminya, namun kondisi ini lebih umum terjadi pada wanita karena perubahan hormon yang terjadi dalam siklus menstruasi.
Migrain ini berdampak cukup signifikan pada kualitas hidup seseorang, sangat penting untuk memahami penyebab serta cara mengelola kondisi ini.
Penyebab Sakit Kepala Hormonal
Penyebab dari migrain berhubungan dengan fluktuasi hormon dalam tubuh. Fluktuasi yang terjadi di dalam tubuh muncul karena beberapa alasan. Berikut ini beberapa faktor bisa memicu sakit kepala karena hormon.
-
Siklus Menstruasi
Salah satu momen paling umum di mana wanita mengalami migrain karena fluktuasi hormon adalah menstruasi. Pada periode sebelum dan sesudah menstruasi biasanya tubuh mengalami perubahan estrogen cukup signifikan.
Terutama dalam tubuh terjadi penurunan kadar estrogen, penurunan tajam hormon ini bisa menjadi pemicu munculnya nyeri pada kepala, sekali sekali disebut sebagai migrain menstruasi.
-
Menopause
Selama masa perimenopause dan menopause, wanita mengalami perubahan dalam tubuh yang sangat signifikan. Kondisi ini bisa berdampak pada frekuensi dan intensitas sakit kepala hormonal.
Kehilangan estrogen jadi salah satu pemicunya, hormon estrogen merupakan salah satu hormon utama pada wanita.
-
Kehamilan
Selama kehamilan tubuh akan mengalami lonjakan hormon signifikan, terutama estrogen dan progesteron. Meskipun kehamilan sering sekali dianggap sebagai masa bahagia, perubahan ini juga bisa menyebabkan nyeri kepala pada beberapa wanita.
-
Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan kontrasepsi hormonal seperti pil KB atau terapi penggantian hormon dapat mempengaruhi dalam tubuh. Ini bisa menyebabkan fluktuasi hormon dan memicu sakit kepala hormonal pada beberapa individu.
-
Gangguan Tiroid
Masalah dengan tiroid seperti hipotiroidisme (kelenjar tiroid kurang aktif) atau hipertiroidisme (kelenjar tiroid terlalu aktif), dapat mempengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh.
Kenali Gejala dari Sakit Kepala Hormonal
Nyeri pada kepala memang masalah umum yang biasanya terjadi pada semua orang, untuk mengetahui nyeri tersebut terjadi karena fluktuasi hormon berikut ini gejala-gejala khasnya.
-
Migrain
Karakteristik utama migrain ini adalah rasa sakit seperti migrain. Ini sering dimulai pada salah satu sisi kepala dan bisa berdenyut atau terasa seperti tekanan. Ketidaknyamanan ini sangat menghambat kegiatan sehari-hari.
-
Penurunan Nafsu Makan
Sakit kepala hormonal kadang-kadang bisa menyebabkan penurunan nafsu makan. Seseorang mengalaminya mungkin merasa tidak tertarik untuk makan atau mungkin merasa mual sehingga sulit untuk makan dengan normal.
-
Kelelahan
Gejala kelelahan sering sekali disertai dengan nyeri pada kepala, ini mungkin terjadi karena ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh rasa sakit. Perubahan dalam tubuh serta gangguan tidur sering sekali datang bersamaan sehingga menyebabkan nyeri migrain.
-
Munculnya Jerawat
Beberapa individu melaporkan bahwa seseorang sering mengalami muncul jerawat bersamaan dengan nyeri kepala akibat fluktuasi hormon. Hal ini disebabkan oleh perubahan mempengaruhi kulit.
-
Nyeri sendi
Nyeri sendi adalah gejala lainnya yang kadang-kadang terjadi bersama dengan migrain. Ini mungkin merupakan reaksi terhadap perubahan hormon dalam tubuh mempengaruhi jaringan ikat.
Penting untuk diingat bahwa gejala ini bisa sangat bervariasi antar individu. Beberapa orang mungkin mengalami gejala lebih intens daripada yang lain. Jika Anda merasa gejala-gejala ini terkait dengan fluktuasi.
Cara Mengatasi Terjadi Sakit Kepala Hormonal
Ada berbagai cara bisa membantu mengurangi intensitas dan frekuensi. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda ambil untuk mengatasinya.
-
Mengubah Pola Makan
Makanan memainkan peran penting dalam mengatur perubahan. Hindari melewatkan waktu makan terutama sarapan. Makan secara teratur dan ngemil sedikit-sedikit tapi sering bisa membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil.
Perhatikan juga makanan tertentu yang mungkin memicu migrain, seperti makanan mengandung tiramin seperti keju dan cokelat.
-
Mengelola Stres
Stres dapat menjadi pemicu umum penyakit ini. Upayakan untuk mengelola stres dengan baik, Anda bisa mencoba berbagai teknik seperti meditasi, relaksasi atau yoga.
Menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda nikmati dan membantu Anda merasa lebih rileks bisa menjadi bagian penting dalam mengurangi stres.
-
Mengonsumsi Obat-Obatan
Jika sakit kepala hormonal Anda sangat parah, konsultasikan dengan dokter. Dokter biasanya akan meresepkan obat pereda nyeri yang bisa membantu mengurangi intensitas migrain.
Hindari mengonsumsi obat dijual bebas tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter karena penggunaan obat yang tidak tepat bisa memiliki efek samping dan bekerja tidak terlalu efektif.
-
Pertimbangkan penggunaan kontrasepsi
Jika Anda menggunakan pil KB dan mengalami migrain, bicarakan hal ini dengan dokter. Mungkin Anda bisa menggantinya dengan jenis kontrasepsi lain yang tidak mengandung hormon.
Dengan cara ini akan membantu Anda mengurangi terjadinya perubahan memicu penyakit migrain.
Sakit kepala hormonal bisa menjadi kondisi menganggu, tetapi dengan perubahan gaya hidup yang tepat dengan perawatan sesuai Anda bisa mengurangi intensitasnya.