Lawang Sewu Semarang merupakan salah satu tempat wisata ikonik yang memiliki banyak pengunjung. Para penggemar wisata sejarah, banyak yang menjadikan tempat ini sebagai salah satu pilihan.
Selain mengandung nilai sejarah, bangunan ini juga memiliki arsitektur unik sebagai daya tariknya. Walaupun mempunyai banyak pengunjung, masih sedikit yang mengetahui sejarah di baliknya. Bila Anda salah satunya, bisa menyimak uraian lebih lengkap berikut.
Makna Istilah Lawang Sewu Beserta Tata Letaknya
Istilahnya berasal dari bahasa Jawa, maknanya seribu pintu. Sebenarnya tempat ini dulunya merupakan gedung perkantoran milik NIS atau Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij.
Tapi, sekarang ini sudah berubah menjadi aset milik PT KAI. Kemudian dijadikan sebagai gedung museum dan galeri untuk mengenang sejarah perkeretaapian Indonesia. Walaupun namanya Lawang Sewu Semarang, bangunan ini hanya mempunyai jumlah pintu sebanyak 928.
Alamat bangunan yang mempunyai tiga lantai ini ada di Jalan Pemuda, tengah Kota Semarang. Bangunan ini. Tahun 1904 peletakan batu pertama dilakukan dan selesai proses pembangunan tahun 1919. Tapi, pada tahun 1907 sudah mulai dibuka dan dipakai.
Ada dua bangunan utama yang dimiliki tempat ini. Setiap bangunan mempunyai dua gedung yakni A dan B, C dan D. Setiap gedung mempunyai fungsi dan tata letak berbeda-beda.
Inilah Sejarah Singkat Sejarah Berdirinya Lawang Sewu Semarang
Pembangunannya dimulai pada masa pemerintah kolonial Hindia Belanda, tepatnya tahun 1904 dengan arsitek bernama Cosman Citroen. Pembangunan gedung dilakukan secara bertahap pada lahan dengan luas sekitar 18.232 meter persegi ini.
Latar belakang dari pembangunan gedung ini adalah untuk memenuhi kebutuhan pengurusan administrasi kereta api. Tahap pembangunan pertama dilaksanakan tahun 1904 tepatnya tanggal 27 Februari dan selesai pada bulan Julinya.
Kemudian, ada tahap pembangunan lanjutan yang diselesaikan tahun 1919. Sesudah Lawang Sewu Semarang selesai dibangun, dipakai sebagai kantor pusat NISM atau Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij.
NISM merupakan perusahaan kereta api pertama di Indonesia yang kala itu bernama Hindia Belanda. Gedung ini akhirnya beralih fungsi sebagai penjara pasca Belanda menyerah terhadap Jepang.
Alih fungsi tersebut dimulai sejak tahun 1942 pada masa pendudukan militer Jepang di negara Indonesia. Karena difungsikan sebagai penjara, tidak heran bila gedung ini akhirnya menjadi saksi peristiwa penyiksaan, pemenjaraan bahkan eksekusi mati oleh prajurit Jepang.
Bahkan menjadi saksi Pertempuran 5 Hari di Semarang. Untuk mengenang sejarah pertempuran yang memakan banyak korban jiwa tersebut, dibangunlah Tugu Muda. Lokasi Tugu Muda ada di Simpang Lima, yang berada di area sama dengan Lawang Sewu Semarang.
Tahun 1945, gedung ini beralih fungsi menjadi kantor DKARI atau Djawatan Kereta Api Republik Indonesia. Kemudian tahun 1946 berubah menjadi markas tentara Belanda dan DKARI pindah ke bekas kantor e Zustermaatschappijen.
Gedung ini tahun 1994 diserahkan kembali ke PT KAI. Lalu, tahun 2009 di restorasi dan tahun 2011 diresmikan sebagai museum. Bisa dikatakan gedung ini bukan hanya menjadi saksi sejarah perkembangan transportasi KAI saja, tapi juga mengandung cerita perjuangan para pahlawan.
Beberapa Fakta Menarik Mengenai Lawang Sewu
Selain mengandung banyak cerita sejarah, bangunan ini mempunyai beberapa fakta menarik di baliknya. Inilah beberapa fakta menariknya yang mungkin belum diketahui oleh sebagian orang:
1. Adanya Kisah Urband Legend
Fakta menarik pertama, Lawang Sewu Semarang mempunyai kisah urband legend yang dipercaya oleh masyarakat sekitar. Banyak orang mempercayai, bangunan ini erat dengan hal-hal mistis. Salah satunya ada penampakan yang terjadi.
Inilah penyebab beberapa bagian gedung tidak boleh di akses oleh pengunjung. Alasan utamanya tidak lain agar kenyamanan serta keamanan senantiasa terjaga. Tidak heran bila hal-hal mistis disangkutpautkan.
Sebab, relevan dengan fungsi dulunya banyak meninggalkan kisah pilu dan duka. Selain itu, juga pernah kosong dalam kurun waktu cukup lama. Hingga akhirnya dibangun dan digunakan lagi sebagai tempat wisata.
2. Denah Ruangannya Menyesuaikan Kebutuhan
Fakta menarik selanjutnya, gedung ini mempunyai denah ruangan yang dibuat sesuai kebutuhan. Setiap ruangan dalam gedung mempunyai fungsinya masing-masing. Ada ruang perkantoran, aula besar dan menara kembar.
3. Desain Bangunannya Berdasarkan Keadaan Iklim
Desain bangunan Lawang Sewu Semarang berdasarkan pada keadaan iklim Indonesia yang tropis serta cenderung lembab. Sehingga bagian jendelanya dibuat lebar agar banyak sirkulasi udaranya baik.
Dibuatnya banyak pintu adalah karena ingin memudahkan gerak para pekerja yang ingin menuju ke ruangan lainnya. Banyaknya pintu tersebut saling menghubungkan antar ruangan.
4. Mengandung Nilai Seni
Fakta menarik terakhir yaitu bangunan tua ini mengandung nilai seni. Hal inilah yang menjadi salah satu daya tarik para pengunjung. Salah satunya pada bagian atas tangga utama ada empat kaca patri yang mempunyai nilai filosofis.
Setiap kaca patri tersebut mengandung nilai serta harapan berbeda antara satu dengan lainnya. Ada lagi karya seni berbahan tembikar di bidang lengkung atas balkon. Selain itu, kubah kecil di atas menara air berlapis tembaga juga bisa Anda temukan
Dibalik sejarah pembangunan gedung tua satu ini dan peristiwa bersejarah yang pernah terjadi di dalamnya, setiap bagian ruangan ternyata tidak dibuat dengan asal. Banyak detail arsitektur bangunan dari Lawang Sewu Semarang yang mempunyai nilai filosofi tertentu.