Info Tarif Impor Trump Menyebabkan Inflasi AS Semakin Meroket

30 views 2:42 pm 0 Comments February 27, 2025
Info Tarif Impor Trump Menyebabkan Inflasi AS Semakin Meroket

Kebijakan tarif impor Trump menjadi beban aktivitas ekonomi AS. Selain itu memberi tekanan ke atas khususnya kemunculan inflasi. Pada 4 Februari 2025, Donald Trump mulai menerapkan biaya impor sebesar 25%.

Tarif tersebut diberlakukan untuk mitra dagang tradisional Kanada dan Meksiko. Energi Kanada dipungut 10% sama dengan barang masuk dari Tiongkok. Ternyata mendatangkan potensi hambatan besar untuk ekonomi secara global.

Tarif Impor Trump Mengganggu Ekonomi dan Menyebabkan Inflasi AS Meroket

Kebijakan tarif impor Trump menyebabkan inflasi AS yang semakin meroket. Belum lagi China membalasnya dan menjadi perang dagang yang diwaspadai.

Analisis Evercore ISI mengungkapkan tentang pungutan yang menghambat 0,4 persen maupun lebih banyak pada produk domestik bruto AS. Bahkan bisa menyebabkan 0,4 persen maupun lebih besar kenaikan harga ke depannya.

Komentar yang muncul setelah kebijakan tarif impor Trump menjadi penyebab kemunculan kekhawatiran baru. Khususnya bagi ekonom karena pungutan ini dapat menyebabkan kemunculan periode inflasi yang lebih besar sekaligus cepat.

Selain itu dapat menyebabkan pertumbuhan lemah atau stagflasi di Amerika Serikat. Donald Trump sendiri menyatakan langkah tersebut berisiko menyebabkan rasa sakit jangka pendek. Khususnya bagi warga Amerika Serikat keseluruhan.

Meski begitu Trump juga mengatakan langkah tersebut akan dibayar dengan sepadan. Berbagai tarif yang ditetapkan akan mulai berlaku pada 5 Februari 2025. Tentu dapat menyebabkan perang dagang yang diperkirakan meningkat.

Kanada dan Meksiko sendiri telah mengumumkan rencananya menghadapi tarif tersebut. Sedangkan Kementerian Perdagangan Tiongkok menentang keputusan Trump. Bahkan berencana melapor ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.

Rencana dikeluarkannya tarif impor Trump tersebut sebenarnya digunakan sebagai pembenaran hukum. Terutama sebagai kekuatan darurat ekonomi agar pungutan dilakukan. Para pejabat Trump sendiri belum punya rencana khusus.

Hal ini berkaitan dengan cara membendung arus imigran ilegal maupun fentanil ke Amerika Serikat. Karena masih kesulitan, diharapkan bisa membantu untuk membendungnya. Terlebih imigran dan fentanil menjadi masalah darurat.

Keputusan Donald Trump ini sebenarnya tidak hanya mencakup Kanada, Meksiko maupun Tiongkok. Melainkan tarif untuk impor Eropa juga diberlakukan. Meski begitu belum dijelaskan kapan maupun seberapa besar tarif pungutan tersebut.

Tiongkok Membalas Kebijakan Tarif Trump dengan Menyasar Google dan Batu Bara

Keputusan mengeluarkan kebijakan tarif impor Trump tidak membuat negara yang dipengaruhi tinggal diam. Contohnya Tiongkok yang mengumumkan biaya impor untuk produk AS. Bahkan melakukan penyelidikan mendalam terhadap Google.

Pastinya kebijakan tersebut diberlakukan sebagai respon Tiongkok karena dikenai pungutan 10% untuk impor. Tiongkok menginginkan pungutan 15% pada produk ekspor batu bara dan gas alam cair dari Amerika Serikat.

Tidak sampai disitu saja, Tiongkok juga berusaha menargetkan minyak beserta peralatan tani dengan tarif 10%. Hal ini diberlakukan karena keputusan AS dilaksanakan secara sepihak sehingga menjadi pelanggaran serius di WTO.

Sementara itu, Kementerian Keuangan Tiongkok menganggapnya sebagai cara menyelesaikan masalah tersebut. Tapi sayangnya akan merusak kerja sama ekonomi maupun perdagangan yang telah terjalin antara Tiongkok dan AS.

Karena tarif impor Trump, Administrasi Negara pada Regulasi Pasar Tiongkok memberikan pernyataan berbeda. Pihak tersebut menginginkan adanya penyelidikan terhadap Google karena disebabkan adanya pelanggaran antimonopoli.

Selain itu, pihak berwenang Tiongkok memasukkan pemilik PVH Corp., Calvin Klein hingga Illumina Inc. ke daftar hitam. Bahkan memberikan kontrol ekspor terbaru berkaitan dengan berbagai bahan yang terkait bersama tungsten.

Untuk respon Xi Jinping selaku presiden Tiongkok sebenarnya masih berhati-hati. Tujuannya agar tidak menjadi pukulan besar pada perekonomian Tiongkok. Tentu memberi indikasi jika AS dan Tiongkok akan bernegosiasi terkait tarif.

Indonesia Mendapatkan Dampak Besar Karena Kebijakan Tarif Trump

Kehadiran kebijakan tarif impor Trump memengaruhi global termasuk Indonesia. Pada 3 Februari 2025, pasar keuangan mengakhiri perdagangannya dalan zona merah. Bahkan IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan juga ambruk.

Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami depresiasi. Belum lagi ditambah dengan Surat Berharga Negara atau SBN dijual para investor. Tentu menyebabkan kekhawatiran dan kewaspadaan besar dalam ekonomi.

Sementara itu, pasar keuangan 4 Februari 2025, ternyata masih bergerak volatile. Terutama dengan kemunculan sentimen baik dari dalam maupun luar negeri. Kemudian memberi pengaruh terhadap ISHG, SBN dan nilai tukar.

Untuk nilai transaksi indeks perdagangan Rp. 11,69 triliun dengan 15 miliar saham berpindah tangan 1,25 juta kali. Sementara itu sebanyak 461 saham melemah, 168 saham menguat serta 174 saham stagnan.

Tarif impor Trump menyebabkan investor asing keluar dari saham Rp. 274 miliar. Rinciannya Rp. 228,17 miliar net sell pada pasar reguler dengan Rp. 46,61 miliar pada pasar negosiasi dan tunai.

Sementara itu diperkirakan terjadi deflasi terendah sejak 1999 di Indonesia. Deflasi bulanan mencapai 0,76% pada bulan Januari 2025. Ternyata menjadi yang terburuk sejak 25 tahun terakhir sehingga dinilai cukup mengejutkan.

Ke depannya rupiah masih berpotensi mengalami tekanan karena sentimen global. Kanada dan Maksiko sendiri dikenakan biaya impor sebanyak 25% sedangkan Tiongkok 10%. Kondisi tersebut diperkirakan akan terus memburuk

Rupiah diperkirakan tetap berada pada kisaran Rp. 16.420-Rp. 16.520 karena kebijakan tersebut. Hal ini senada dengan perkiraan Global Market Economist Maybank. Jadi, patut dinantikan bagaimana tarif impor Trump berpengaruh.